adat istiadat yang biasa dilakukan di garut
Janu No comments. 11. Menyusuri pantai indah nan tersembunyi Tasikmalaya: Pantai Karang Tawulan Kata ‘tersembunyi’ di sini memiliki makna yang cukup dalam, dan ini berarti tak banyak orang yang mengetahuinya. Alhasil, seperti halnya Pantai Karang Tawulan, keasrian dan kealamiannya pun terjaga.
NamaTeman. Asal Daerah. Adat Istiadat yang Biasa Dilakukan. Pranot. Nanggro Aceh Darussalam. Peusijuk merupakan tradisi pada saat upacara kelahiran, pernikahan, menempati rumah baru, naik haji, dll. Tukimin. Riau. Balimau merupakan upacara tradisional bagi masyarakat Kampar di Propinsi Riau untuk menyambut bulan suci.
2 Adat kebiasaan itu telah menjadi adat yang terus menerus berlaku dan berkembang dalam masyarakat. 3. Adat kebiasaan itu merupakan adat yang umum. 2 Masyarakat Kampung Adat Pulo merupakan keturunan Embah Dalem Arief Muhammad, sehingga adat istiadat yang berlaku di kampung adat tersebut
Liputan6com, Jakarta - Penuntasan kemiskinan ekstrem menjadi salah satu fokus program pemerintah. Untuk itu kolaborasi antar kementerian/Lembaga maupun pihak ketiga harus terus ditingkatkan. “Kami terus meningkatkan komunikasi dan kerja sama dengan berbagai pihak baik dengan kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, maupun pihak-pihak swasta untuk
Didasaridengan literatur dan bukti-bukti fisik konkret yang benar-benar menunjang sehingga hilangnya keraguan untuk menyebutkan bahwa benua Amerika bukan ditemukan oleh Christopher Colombus. Dimana, 70 tahun sebelum Columbus menjejakkan kaki di daerah yang sekarang kita kenal dengan benua A merika, Laksamana Muslim dari China bernama Ceng Ho
5 Nyalawean (courtesy: cirebon-site.blogspot.co.id) fUpacara adat nyalawean ialah upacara adat Jawa Barat yang sifatnya religius, dengan tujuan memeringati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Upacara ini dilakukan di alun-alun Desa Trusmi, Kabupaten Cirebon. Upacara ini biasanya berlangsung selama 5 hari, dan dilaksanakan 12 hari setelah acara
Daripada penasaran, simak deh ulasan mengenai lima tradisi tahunan yang selalu digelar di Bandung. 1. Bandung Light Festival. ( instagram@bandunglightfest) Bandung Light festival merupakan serangkaian acara yang diselenggarakan setiap tahun guna memperingati hari jadi Kota Bandung. Festival ini biasa digelar pada malam hari di sepanjang jalan
Penyambutandengan tata cara adat setempat membuat suasana menjadi meriah dan penuh keakraban. Begitu tiba di Rumah Adat Tidung, Desa Salimbatu, Kecamatan Tanjung Palas Tengah, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), Jumat (26/11/2021), Menteri Desa yang akrab dipanggil Gus Halim ini disambut prosesi adat tepung tawar.
Jadilahdia tinggal dan membentuk keluarga di Cangkuang. Dari kekalahan Arif Muhammad ini ada kisah menarik tentang adat istiadat penduduk asli di sekitar Candi Cangkuang yang disebut sebagai Kampung Pulo. Menurut Tatang, sesepuh sekaligus keturunan ke sembilan dari Arif Muhammad, adat istiadat yang dipertahankan sampai sekarang adalah
Perantokoh spiritual Bugis, Bissu dalam kebudayaan tidak sembarangan. Selain memahami tatanan adat istiadat di tanah Bugis, juga harus menguasai doa-doa. "Bissu harus diberikan beberapa pengetahuan tentang kemandirian dan tatanan istiadat serta etika. Kemudian beberapa doa-doa yang harus diajarkan oleh para guru," ungkap Puang Matoa Bissu Ancu
. Upacara adat di Jawa Barat memang terbilang cukup banyak dan memiliki tujuan yang yang berbeda-beda. Sampai saat ini, masyarkat Jawa Barat pun banyak yang masih melakukan tradisi atau upacara adat yang beragam, mulai dari upacara untuk ritual pernikahan, syukuran hingga menolak bala. Bahkan, ada juga upacara yang digelar karena rutinitas dikenal sebagai warisan leluhur, tradisi di Jawa Barat ini juga bisa dijadikan sebagai sarana edukasi sekaligus destinasi wisata. Ajang edukasi bisa berlaku kepada lembaga pendidikan dan masyarakat. Sementara untuk destinasi wisata bisa berlaku kepada wisatawan dari luar negeri maupun wisatawan lokal. Hal ini juga dilakukan untuk melestarikan budaya agar tidak punah digerus jaman karena sudah banyak beberapa tradisi yang mulai ditinggalkan sehingga hampir jika kamu berencana berlibur ke kawasan Jawa Barat, berikut ini adalah upacara adat di Jawa Barat yang wajib untuk kamu Adat di Jawa Barat1. Pesta Laut2. Ngunjung3. Ruwatan Bumi4. Bubur Asyura5. Gusaran6. Ekahan7. Cukuran8. Ngalungsur Pusaka9. Ngalaksa10. Nenjrag Bumi11. Tembuni12. Turun Teneuh13. Sepitan14. Nurunkeun15. Nyalawean16. Ngarot17. Seren Taun18. Rebo Wekasan19. Tradisi Pernikahan20. TingkebanUpacara Adat di Jawa Barat1. Pesta adat di Jawa Barat yang pertama adalah Pesta Laut. Pesta Laut ini merupakan upacara pesta bahari yang menjadi ikon warga Provinsi Jawa Barat dan biasanya dilakukan di kawasan Ciamis, Pangandaran, Sukabumi, Pelabuhan Ratu dan kawasan pesisir Jawa Barat Laut ini dimulai dengan perahu-perahu nelayan yang mengangkut sesajen berhiaskan aksesoris warna-warni untuk memanjakan penontonnya. Tak hanya itu, mereka juga membawa kepala kerbau berbungkus kain putih sebagai persembahan kemudian melemparkannya ke dalam laut sebagai simbol hadiah kepada penguasa lautan. Upacara yang dilakukan setahun sekali ini bertujuan untuk ungkapan rasa syukur dan memohon keselamatan saat Oleh Keindahan Kawah Putih Ciwidey Yang MagisSindang Reret Surapati Tawarkan Ragam Menu Khas Sunda Dengan Tempat Yang Nyaman2. atau yang juga disebut dengan Munjung merupakan salah satu upacara adat di Jawa Barat yang masih banyak dilakukan sampai saat ini. Ngunjung berasal dari kata Kunjung, yaitu mengunjungi dan berdoa di makam leluhur atau orang tua sebagai perwujudan rasa syukur dari masyarakat dilakukan oleh masyarakat Cirebon, Indramayu dan sekitarnya. Lokasi dari upacara ini biasanya di makam leluhur serta tokoh agama yang mereka segani dan percayai punya nilai keramat. Tujuan dari upacara Ngunjung ini adalah untuk melestarikan budaya serta memohon Ruwatan Bumi atau yang juga dikenal dengan Ngaruwat merupakan sebuah upacara adat di Jawa Barat yang dilaksanakan pada bulan adat yang diselenggarakan di Kabupaten Subang ini dipercaya memiliki beberapa manfaat, seperti menjaga keamanan, kenyamanan serta mensejahterakan kehidupan pertanian. Pelaksanaan upacara ini biasanya terdapat pertunjukan kesenian gemnyung di malam hari dan di pagi harinya masyarakat akan mengarak Dewi Sri ke makam leluhur dengan iringan kuda kosong, sesepuh yang membawa perupuyan, panteret buah kelapa sambil menyanyi beluk. Upacara adat ini dipercaya menjadi ungkapan rasa syukur, silaturahmi, tolak bala dan penghormatan kepada Bubur adat di Jawa Barat berikutnya adalah Bubur Asyura. Tradisi ini tidak ada hubungannya dengan Hari Asyura atau peringatan wafatnya Imam Husein, cucu dari Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa ini merupakan kebiasaan yang diadakan oleh masyarakat Cirebon setiap tanggal 10 Muharam dan dikaitkan dengan peristiwa Nabi Nuh. Namun, pada prakteknya, tradisi ini juga dikaitkan dengan Dewi Kesuburan, yaitu Nyi Pohaci Sanghyang Sri. Menurut kepercayaan mereka, Bubur Asyura ini mampu mendatangkan kesejahteraan dan merupakan salah satu upacara adat di Jawa Barat yang cukup menarik dan unik. Upacara ini merupakan proses upacara tradisional yang ditujukan kepada anak perempuan dengan cara meratakan gigi mereka dengan alat meratakan gigi, pada upacara ini anak perempuan tersebut akan ditindik atau dilubangi telinganya lalu dikenakan anting-anting. Tradisi ini memiliki tujuan untuk mempercantik diri sang anak perempuan dimana dirinya nanti diharapkan akan tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang cantik luar adat di Jawa Barat berikutnya dikenal dengan nama Ekahan atau yang dalam Bahasa Jawa dikenal sebagai Akekah. Ekahan ini merupakan tradisi khas Sunda dimana usai kelahiran bayi pada usia 7 hari, 14 hari atau 21 hari, maka orang tua dari bayi tersebut harus menyembelih kambing untuk menebus jiwa sang bayi dari Tuhan Yang Maha bayinya perempuan, maka kambing yang disembelih harus 1 ekor dan jika anaknya laki-laki maka kambing yang disembelih harus 2 ekor. Ekahan ini bertujuan untuk mensucikan jiwa bayi secara lahir dan batin sekaligus sebagai tanda syukur kepada Tuhan atas karunia keturunan kepada merupakan sebuah upacara adat di Jawa Barat yang merupakan proses pencukuran rambut anak bayi di usia 40 hari. Upacara adat ini biasanya diawali dengan puji-pujian dimana sang bayi nantinya akan dipotong rambutnya sedikit demi sedikit oleh beberapa orang di yang memotong rambut mulai dari pihak keluarga hingga kerabat terdekat termasuk tetangga. Tujuan dari tradisi Cukuran ini adalah untuk membersihkan najis pada sang bayi agar sang bayi bisa bersih lahir batin serta mampu menjadi anak yang sehat, bahagia dalam masa tumbuh Ngalungsur adat di Jawa Barat yang satu ini biasanya dilakukan di daerah Garut, yaitu Ngalungsur Pusaka. Upacara adat ini dipimpin oleh seorang juru kunci atau kuncen yang menjadi bukti bahwa mereka masih melestarikan dan melaksanakan tradisi leluhurnya serta mensosialisasikan keberadaan benda-beda pusaka peninggalan Sunan Rohmat tradisi ini, peserta upacara dapat menyaksikan proses pencucian benda-benda pusat tersebut. Benda-benda pusaka tersebut menjadi simbol perjuangan Sunan merupakan salah satu upacara adat di Jawa Barat yang ada hubungannya dengan pertanian. Upacara Ngalaksa ini biasa ditemukan di daerah Ranca Kalong, Sumedang dan kebiasaan ini dilakukan dengan membawa padi ke lumbung dengan memakai rengkong, yaitu bambu panjang berlubang untuk membawa ini biasanya dilaksanakan pada bulan Juni dan keunikan dari upacara ini adalah bunyi musik yang memiliki ritme sama dengan orang yang sedang berjalan, yaitu pada rengkong yang digoyang-goyang. Tujuan dari Upacara Ngalaksa ini sebagai wujud ras syukur kepada Tugan atas keberhasilan panen di daerah Nenjrag adat di Jawa Barat yang tak kalah menarik untuk dihadiri selanjutnya adalah Nenjrag Bumi. Nenjrag Bumimerupakan upacara tradisional khas Sunda yang biasa dilakukan oleh warga Bandung dimana ditujukan kepada anak bayi agar kedepannya tidak mudah takut atau gampang Bumi ini dilakukan dengan cara meletakkan bayi di atas lantai yang terbuat dari bambu yang dibelah, kemudian bambu tersebut diinjak dan dihentak-hentakkan sebanyak tujuh kali. Tradisi ini menjadi sebuah terapi untuk bayi agar tidak mudah kaget dan menjadi sosok yang merupakan salah satu upacara adat di Jawa Barat yang masih dilakukan sampai saat ini. Tradisi ini merupakan acara adat Sunda untuk memelihara placenta bayi atau ari-ari dimana placenta bayi harus dirawat sebaik-baiknya. Ari-ari tersebut dimasukkan dalam kain putih dengan diberi garam, gula merah dan asam kemudian dikubur dalam tanah di pekarangan rumah ibu hamil. Tujuan dari Tembuni ini agar anak tersebut kedepannya bisa tumbuh dan berkembang menjadi anak yang bahagia tanpa adanya kemalangan apapun dalam hidupnya Turun adat di Jawa Barat yang satu ini juga masih sering dilakukan, yaitu Turun Teneuh atau yang sering kita kenal dengan Turun Tanah. Tradisi ini dilakukan kepada bayi yang mana bayi tersebut akan menginjakkan tanah untuk pertama menginjak tanah, setelah itu digelar prosesi dimana bayi wajib memilih aneka pemberian orang tuanya, seperti emas, uang, padi dan lainnya. Menurut kepercayaan, apa yang diambil oleh bayi tersebut itulah nanti jalan hidup yang akan ditempuh oleh sang bayi. Misal, jika sang bayi mengambil uang, maka dipercaya ia akan dimudahkan dalam proses mencari rejeki dalam atau Khitanan merupakan sebuah upacara adat di Jawa Barat yang dilakukan kepada anak laki-laki berdasarkan kepercayaan Islam, yang mana memang sudah menjadi Jawa Barat, mayoritas penduduknya beragama Islam sehingga melangsungkan khitanan adalah sebuah kewajiban. Selain kewajiban, sepitan ini juga bertujuan agar alat vital lebih bersih dari najis dan upacara Sepitan ini dilakukan saat anak laki-laki berusia 6 tahun dengan mengundang dokter atau mantri. Dalam acara ini, biasanya masyarakat terlibat langsung untuk adat di Jawa Barat yang masih banyak dilangsungkan selanjutnya adalah upacara Nurunkeun. Nurunkeun ini adalah sebuah tradisi khas Sunda yang ditujukan kepada anak bayi, yang mana anak tersebut wajib untuk diajak keluar rumah dan mengenal lingkungan Nurunkeun ini biasanya digelar saat bayi berusia 7 hari. Pada prosesi upacara ini, setelah sang bayi diajak keluar halaman rumah, maka pihak keluarga wajib untuk membuat pohon yang diatasnya digantung banyak mainan yang mana mainan-mainan tersebut nantinya akan diperebutkan oleh anak-anak merupakan upacara adat di Jawa Barat yang bersifat religius karena bertujuan untuk memeringati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun di alun-alun Desa Trusmi, Kabupaten upacara ini berlangsung selama 5 hari dan dilaksanakan 12 hari setelah acara peringatan di Keraton Cirebon. Dalam upacara ini juga dilakukan ziarah ke makam leluhur yang dipercaya bisa mendapatkan kesejahteraan, keberkahan dan adat di Jawa Barat yang satu ini juga tak kalah populer, yaitu Ngarot. Ngarot ini merupakan tradisi yang diadakan di Kabupaten Indramayu dan berlangsung saat musim tanam dimulai atau saat musim Ngarot ini biasanya digelar dengan mengadakan arak-arakan menuju balai desa. Upacara Ngarot ini bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan dan memohon keberkahan hasil tani yang dipanen oleh masyarakat Seren Taun juga menjadi salah satu upacara adat di Jawa Barat yang berhubungan dengan pertanian dan dilangsungkan di Cigugur, Kuningan serta Sukabumi. Upacara ini memiliki sebuah prosesi mengankut padi dari sawah ke lumbung dengan menggunakan rengkong, yaitu pikulan khas yang terbuat dari bambu. Saat membawa padi ini, diiringi dengan tabuhan musik Taun ini bertujuan sebagai ungkapan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, karena keberhasilan panen dan permohonan hasil pertanian yang lebih baik di masa mendatang. Ciri khas dari upacara ini adala pada prosesi laporan segala hasil tani yang telah dicapai untuk dinikmati para pejabat yang menghadiri upacara. Prosesi ini dikenal dengan nama Rebo adat di Jawa Barat yang satu ini juga masih banyak dilakukan, yaitu Rebo Wekasan atau yang juga dikenal dengan nama Ngirab. Rebo Wekasan ini biasanya dilakukan oleh masyarakat di daerah Sungai Drjat, Wekasan ini ditandai dengan berziarah ke petilasan atau makam Sunan Kalijaga yang dilakukan pada hari Rabu minggu terakhir pada bulan Safar. Penentuan waktu ini memiliki dasar bagi masyarakat setempat. Dipilih hari Rabu karena dianggap sebagai hari terbaik untuk menghilangkan bala dan kesialan dalam hidup. Ziarah ini biasanya juga diisi dengan acara lomba mendayung yang dilakukan setelah upacara Tradisi dibilang, tradisi pernikahan di Jawa Barat cukup beragam dan membuat upacara adat di Jawa Barat semakin beragam. Ada upacara yang diadakan sebelum pernikahan dan ada juga upacara adat yang dilakukan setelah akad yang dilakukan sebelum akad nikah antara lain, Neundeun Omong, Ngalamar, Seserahan dan Ngeyeuk Seureuh. Sementara upacara yang diadakan setelah akad nikah antara lain, Mumunjungan, Sawer, Nincak Endog, Buka Pintu dan Huap Omong adalah kunjungan orang tua mempelai pria kepada orang tua perempuan untuk bersilaturahmi dan memberi pesan kalau si perempuan akan dilamar. Setelah itu, ada prosesi Ngalamar yang mana kunjungan mempelai pria untuk meminang perempuan dan membahas pernikahan mereka. Lalu, Seserahan merupakan proses menyerahkan mempelai pria kepada calon mertuanya untuk dinikahkan dengan mempelai adat di Jawa Barat yang terakhir adalah Tingkeban. Tingkeban ini merupakan sebuah tradisi saat seorang ibu sedang mengandung tujuh ini berasal dari kata Tingkeb, yang berarti tertutup. Hal ini memiliki maksud si ibu tidak boleh bercampur dengan suaminya selama 40 hari setelah bersalinan dan sebagai tanda agar si ibu mengurangi porsi kerjanya karena sedang mengandung Tingkeban ini biasanya dimulai dengan pengajian, dilanjutkan dengan memandikan ibu hamil dengan air bunga 7 rupa serta rujak kanistren yang terdiri dari 7 macam buah. Pada guyuran terakhir, dimasukkan seekor belut hingga mengenai perut ibu hamil ini. Tujuan dari Tingkepan ini adalah untuk memohon keselamatan bagi bayi dalam kandungan dan bagi ibu yang hendak daftar 20 upacara adat di Jawa Barat yang perlu kamu ketahui. Banyak dari daftar tersebut yang masih dilakukan sampai saat ini dengan tujuan sebagai rasa syukur dan mendapatkan keselamatan juga keberkahan dalam hidup.
Kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Kampung Dukuh menjadikan mereka lebih arif dalam mengelola dan menjaga sumberdaya alam yang ada. Berbeda dengan masyarakat modern yang hidup dalam kemewahan dan tidak mementingkan kelestarian sumberdaya alam yang ada. Sebagai salah satu kampung adat di daerah Garut Selatan, keberadaan Kampung Dukuh ini penting untuk dijaga dan dilestarikan agar tetap berada dalam adat istiadat yang diwariskan oleh lelurhurnya selama ini. Budaya dan kearifan lokal yang dimiliki Kampung Dukuh, bisa dijadikan pelajaran oleh kita semua untuk tetap menjaga alam ini dan menjunjung tinggi budaya yang dimiliki oleh setiap daerah. Kampung Dukuh juga dapat dijadikan daya tarik pariwisata dan sebagai upaya pengembangan objek wisata budaya di daerah Garut Selatan melalui adat istiadat yang dilandasi oleh budaya religi yang kuat serta kebudayaan Sunda Priangan yang mencerminkan jati diri dari masyarakat Jawa Barat.